Live In

Bentangan hijau, bukit, sungai, ladang dan sawah yang memanjakan mata. Juga hawa dingin yang menyelimuti hari. Nah, sobat.. kali ini kita berada di Kampung Sukagalih, Desa Cipeteuy, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat bersama dengan teman-teman kelas 9 dari Sekolah Alam Indonesia. Mereka ada disini selama 9 hari dari tanggal 6 sampai 10 Oktober 2015. Apa sih yang mereka lakukan di kampung kecil perbatasan JaBar-Banten ini? Dan kenapa mereka tinggal sebegitu lamanya? Ayo simak ceritanya ya..

Apa itu Live In? Secara bahasa artinya hidup di atau maksudnya mencoba atau berusaha merasakan kehidupan di keadaan lingkungan yang bukan biasanya. Anak-anak kota kelas 9 ini sedang melakukan kegiatan live in. Bentuk kegiatannya adalah setiap siswa tinggal di rumah satu keluarga asuh dan mengikuti keseharian keluarga tersebut. Harapannya di akhir kegiatan mereka bisa menjadi bagian dari keluarga asuh juga menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lain.

Cukup susah ternyata mencari tempat yang sempurna untuk kegiatan live in kelas 9 ini. Bagaimana tidak sulit, angkatan yang berisikan 20 murid perempuan dan 21 laki-laki harus dicarikan rumah asuh masing-masingnya. Mangkanya.. rombongan juga termasuk 8 guru fasilitator yang gagah perkasa untuk memandu anak didikannya.

Kampung ini terletak jauh dari peradaban urban nan moderen, letaknya saja 40 km dari stasiun kereta terdekat. Rombongan kegiatan live in bahkan harus berganti 3 kendaraan untuk menuju kesini, well 3 1/2 bila menghitung kereta yang transit. Transportasi pribadi dari rumah masing-masing ke Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan – Kereta commuter line tujuan Bogor, Jawa Barat – Kereta antar daerah jurusan Sukabumi, Jawa Barat – Mikrolet setempat yang mampu menampung 18 orang sambil berjalan melawati jalan yang naik turun. Perjuangan teman-teman belum selesai, Mikrolet hanya mengantar sampai ujung jalanan beraspal, sisa 500 meternya lagi yang memotong sawah dan kebun menuju kampung sukagalih harus dilalui dengan kaki sambil membawa masing-masing tas carrier 10 kg mereka.

Sobat, pernah kah kamu memakan nasi? Okehh, mungkin pertanyaan yang agak melenceng dari topik. Tapi pernahkah kamu makan nasi dengan lauk sate kambing bersama sayur sop, lalu berpikir.. bagaimana bahan pangan itu bisa sampai ke meja makan kita? Nah, temen-temen kelas 9 ini tahu dan menghayati perjalanan si bahan pangan tersebut. Bagaimana tidak, selama 7 hari total mengikuti keseharian bapak-ibu asuh yang notabene bekerja sebagai petani.. mereka merasakan betapa perjuangannya dari mulai mempersiapkan lahan tani, memupuk, membuat bibit, sampai merawat tanaman dan akhirnya memanennya. Begitulah keseharian kegiatan selama 9 hari itu. Jika tidak ikut bapak atau ibu asuh bekerja keladang atau kerjanya tidak diladang, biasanya si siswa ikut ngarit (mencari rumput untuk diberi makan ke kambing peliharaan). Ada juga yang membantu ibunya berjualan sayur keliling, membantu menjaga warung, atau dengan sederhananya membantu pekerjaan rumah seperti mencuci piring, mencuci baju, menyapu, mengepel, dan sebagainya.

Oh iya, tema live in adalah the Miracle of Helping Others (dibaca: keajaiban membantu sesama). So, selain bombardir kata-kata pengobar semangat untuk menjadi makhluk yang membawa kebermanfaatan oleh guru-guru tiap briefing sore, Mereka juga melakukan langkah concreat untuk melakukan kebermanfaatan. Masih termasuk bagian kegiatan live in: kontribusi terhadap masyarakat dan kontribusi terhadap keluarga asuh masing-masing. Contohnya 3 siswa yang mengajar ngaji tiap sore di Masjid setempat : Yusuf, Banna dan Hizbi, juga 6 siswi yang memberikan bakti kesehatan cek gula darah dan tensi gratis: Azzura, Aya, Dhika, Nuha, Muthi, Athaya. Masih banyak lagi seperti mengajar kesenian, merajut, memasak, menyanyi. Sedangkan untuk kontribusi ke keluarga ada yang mengajar ngaji adiknya, mengajak sholat ibu-bapaknya, mengajak berhijab, dan 38 bentuk kontribusi lainnya yang diberikan tiap anak.

Bagaimana ya kesan mereka setelah lama dari rumah dan hidup ditengah-tengah masyarkat desa? Jika ditanya berarti ada 40 kesan yang berbeda-beda. Ada yang senang, sedih, capek, seru, atau sampai-sampai pengalaman ini mengetuk pintu hati dengan keadaan rumah mereka sendiri jauh di Jakarta.

Begitulah cerita reportase live in-nya… pengalaman penuh warna dan kejutan yang dirasakan anak-anak SAI angkatan 10. Kalau kamu, apa ceritamu?

 

21st Century Education

Dear teacher, principal or administrator,

Computer science opens more doors for students than any other discipline in today’s world. Learning even the basics will help students in virtually any career—from architecture to zoology. Just as we teach students how to dissect a frog, or how electricity works, it’s important for every 21st century student to have a chance to “dissect an app,” or learn how the Internet works.

Will you help bring computer science to our classrooms?

We need to move beyond basic technology education and offer computer science to our students in elementary, middle and high school. One approach is to partner with Code.org, a national nonprofit expanding access to computer science. Their K-12 program consists of an innovative approach to professional development, curriculum, and promotional materials. You can watch their videos about the importance of computer science at http://code.org/videos.

Computer science in elementary school

Code.org offers a unique approach to preparing schools to teach computer science in grades K-5, offering high-quality 1-day workshops nationwide to prepare educators to introduce computer science basics in a format that’s fun, accessible and relevant to the youngest learners. Students of all ages enjoy learning these fun and applicable skills. Any elementary school teacher can sign up for the workshops. Just see http://code.org/k5.

Beyond elementary school

Beyond elementary school, Code.org offers middle school curriculum and teacher professional development – all aligning with math andscience coursework. They also provide curriculum and professional development for high school teachers. Although the Code.org professional development program for middle school and high school is only available via a district-wide partnership, the curriculum is free for all to use. And Code.org offers a great list of 3rd party options as well at http://code.org/educate/3rdparty

Growing participation with an Hour of Code

In addition to supporting computer science courses, we can all help prepare our children for the 21st century by growing participation in this field, and to break the stereotype that coding is only for nerdy white teenage boys. The best way to do this is to have the entire school participate in the international Hour of Code campaign.

Please take action in your classroom or school to make sure our students have access to high quality computer science education. You can find information about Code.org’s entire K-12 program and other options at http://code.org/educate.

Sincerely,

A student

Source: Code.org

Hari ini~

“Tempat apaan ini neng?”

“Ah, sekolahan mas”

Begitulah pertanyaaan seorang supir angkot carteran saat memasuki gerbang SAI kampus Rakop.
Pagi ini mata pelajarannya berenang di matoa. Dan pulangnya naik angkot sendiri.

Menurutku malah-aneh kalo orang gak nanya kayak gitu, karena emang sekolahnya aneh kok. Sekolah gak ada plangnya, gak ada murid yang pake seragam, parkirannya berlumpur, daerahnya pedesaan *ga deng

Hari ini aku berlama-lama di “tempat apaan ini”. Coba, pagi berenang langsung ke tempatnya, dan baru ke sekolah jam 10 pagi, Istirahat-sholat-makan, muhadharah, pelajaran fiqih, lalu jam 1 siang kembali menuju SAI kampus Cipedak buat bimbingan penelitian.

Jadi, hari ini tanpa buka kelas Al-matsurat dan tutup kelas Al-asr
Jadi, hari ini cuma ada 3 mata pelajaran
Jadi, sekarang aku terlantar

Rara, Imran, Fadhil, Ali, Raihan, sudah entah kemana. Azan ashar bergema dari masjid terdekat dan aku bingung mau ngapain. Mau nunggu di kantor guru, salah, di kantin, salah, di parkiran, salah. Belom dijemput.

Okayy, Hanya tulis aja lah..

18 Februari 2015

this is Student President

There is no Osis (Organisasi siswa) or Student Comitee in Sekolah Alam Indonesia school (?). And I keep wondering how it feels to be a student comitee and sit discussing something (or even have the room for they’re own!, just like in the anime!). But we do have a Student Precident election, Student President, and Student President Comitee.

Now, when I open this laptop and try to do something about the blog.The idea to post about ‘the President’ come to me..

General Student Election
On Thursday, 19th of September 2013, after many effort from many candidate’s sucsess team , that day in Sekolah Alam Rawakopi will be held General Election for student to choose Student’s President, or usually call the Head of Student’s Organization. Like you expect . That morning we started with Al mat’surat and never ending morning talk from our 8 grader teacher because the candidate are my class mate. then the first subject, we start the class with regular schedule and Then it’s morning snack time, before we took a snack we must took a part in Student Electioan on SAI Rawakopi plaza. Another class mostly already choose their candidate. 8th grade was including the first group which took part in Student Election, but because. I’am not to enthusiasitic on that thing So, I went off and do several things like eat some snack, went to library for play and learn (not really) and do something in joglo. When I see the election place are less crowded, I still haven’t decided to choose who. At first and last, I don’t quite interested to took a part in Student Election, when I saw the many candidate’s programs, it was not convinced me because it’s not to realistic and when i see they do some debate, the answer it’s not to convinience either and the General Comitte Election seems quite not serious do their job. But, I finnaly decided to took a part and choose the president’s candidate because if Im not choose one of the candidate in the end of the day im sure one of the candidate will be Inaugurated. Full of obliged, I make a hole in ballot for voting . At afternoun there was vote counting, but, there was a problem because the diffrence beetwen the number of ballot for voting and the record of people who used their right to vote. At last, voting says that the candidate number 3, Alif and he’s colleague are elected

And that’s it.

Research on 6th Grade vs Research on Now

Untuk Pengingat

Untuk Motivasi

Penghilang Penat

Semoga-

Dan Semua ini

Semua yang terjadi

 

I can

I was capable

So, Why I cannot now?

 

Penelitian, merupakan syarat lulus kelas 6 di SAI, jadi sejak awal masuk kelas 6 sudah mulai di gembleng untuk menyeselesaikannya. Tapi tunggu dulu, sebelum nyelesainnya harus ditentuin dulu dong judulnya! Nah aku bingung untuk nentui judulnya. Sebenernya aku banyak ide nih buat judul penelitian ku, tapi akhirnya ditentuin juga yang mana. Karena waktu menentukan judul, suasana sedang Bulan Ramadhan jadi aku terinspirasi untuk meneliti tentang menghafal Al-Qur’an.

Ceritanya semua teman-teman ku sudah menentukan judul, tapi kami belum bisa mulai untuk penelitian dan menemui pembimbing, karena harus disetujui dulu oleh kepala sekolah dan kepala sekolahnya sedang sakit. 2 minggu setelahnya akhirnya sudah disetujui dan aku bisa mulai untuk penelitian. Ok teman-teman keep fighting!!!.

Penelitian pun dimulai, pembimbingku adalah guru Qur’an ku sendiri, yaitu Bu Evi. Oh ya, aku belum bilang ya apa judul penelitian ku, ini nih!, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Dalam Menghafal Al-Qur’an pada murid SD 5 & 6 Sekolah Alam Indonesia. Setiap hari selasa, aku harus ke SAI Ciganjur untuk menemui pembimbingku, walau pun sering ketemu pada pembelajaran Al-Qur’an. aku suka banget pas  bercanda atau tertawa dengan teman-teman ku dalam perjalanan ke Ciganjur.

Suatu sore, setelah aku bimbingan aku menghampiri teman-teman ku di saung dekat empang. Aku pun ikut duduk bersama mereka.
“Aku bosen nih, main yuk ?!” ajakku yang mulai bosen duduk terus.
“ayo!” kata satu temanku, namanya Zahra, “tapi main apa?” Tanyanya lagi.
“eemmm, main bola aja yuk! Nih tendang!” kata ku sambil mengambil dan menendang salah satu sandal temanku yang lain.
“duk, duk” aku pun main tendang-tendang sandal dengan Zahra.
Tapi setelah main aku dan Zahra ninggalin sendalnya di tengah lapangan (hihihi…). jadi setelah sadar, teman yang sandal nya aku mainin langsung marah-marah sambil mau ngambil sendalnya, jail banget ya aku! Hehehe…..

Ceritanya aku sedang membuat bab 4 tentang diskusi dan pembahasan. Alhamdulillah, dengan perjuangan akhirnya bab 1, bab 2 dan bab 3 serta mengumpulkan data sudah selesai. Yang paling sulit adalah mengumpulkan data, karena harus menyebarkan Quistioner ke kelas 5 dan 6, dan saat aku menyebarkannya sedang hujan dan anak kelas 6 banyak yang nanya. Pembimbingku memberi batas waktu, bahwa bab 4 harus dikirimkan pada hari sabtu, oh, capek banget!, aku harus memproses begitu banyak data.

But hope me the best!. Target ku adalah presentasi penelitian pada tanggal 26 november 2012 (sidang penelitian loh!). Jadi aku harus cepat. Aku sudah membuat slide presentasi dengan banyak warna!, meskipun penelitian ku belum selesai. Tapi aku suka membuat slide presentasi !. hal terakhir yang harus diselesaikan adalah membuat BAB 5 dan presentasi.

Tapi guru kelasku sangat baik! Pak Abdul -_-. Setelah aku membuat cerita tentang penelitianku di siang harinya, pada sorenya guruku memberitahuku dan 3 orang lainnya. Ia memintaku dan 3 orang lainnya bahwa kami diminta untuk presentasi, besok hari selasa (apa!?!). Aku mau atau tidak, aku harus, karena kami berempat sudah sampai bab 4 atau ada yang sudah selesai. Akhirnya, aku pun terima untuk presentasi hari selasa, jadi besok harus mengumpulkan bab 4 ke guru kelas .

Sesampai nya di rumah aku pun langsung mandi, makan dan mengerjakan penelitian di kamarku dengan laptop dan flashdisk merah gantungannya lumba-lumba punyaku.

“Oh tidak!!” teriakku dengan panik, sambil melihat ke layar laptop ku. File tentang grafik-grafik yang tinggal ku pindah ke Microsoft document terhapus!, bisa gila aku. Capeknya….. aku harus mengulang membuat semua grafik. Akhirnya ku lakukan deh! “Tabel yang ini… grafiknya ini, warna nya gak bener nih.. blablabla” ungkap ku dalam hati. Tak terasa sudah maghrib, aku pun sholat terlebih dahulu.
Setelah sholat aku kembali ke kamar ku, dan tiba-tiba, ”jrengg..!” mati lampu!.
”ummii!!” teriak adikku, wajar sih dia teriak, habis di penakut sihh.

Dengan membawa hp dengan sinar yang redup aku ke kamar kakak ku dan mencari senter, dan ketemu juga senternya. Aku lalu ‘pindahan’ ke kamar kakakku membawa peralatan laptop ku untuk mengerjakan penelitian.
“Oh penelitian, tak ada rintangan untuk menghalau tanggung jawab ini” pikir ku yang sudah lelah dan sangat capek.

Aku sholat isya dulu, di tengah kegelapan ruangan. Lalu, aku melanjutkan pekerjaan ku hingga semuanya sudah tidur. Walau hanya grafiknya yang sudah selesai, aku sangat senang dan hanya tinggal kulanjutkan pada pagi harinya. Akhirnya aku bisa meluruskan kaki di tempat tidur yang hangat.
H-4 sebelum presentasi, hari Jum’at. Setelah pelajaran bahasa arab, saat istirahat aku bertemu pembimbingku lengkap dengan peralatan penelitian.
“Bu, bisa bimbingan sekarang gak?” Tanya ku.
“Oh, sekarang?” jawab Bu Evi bingung.
“Iya, jadi begini…” aku pun menjawab sambil menjelaskan kenapa aku bisa presentasi hari selasa.
Lalu aku membuka laptop yang ku bawa memperlihatkan bab 4 yang sudah ku buat.
“Ok Nuha, ini sudah bagus, tinggal buat bab 5 nya saja, nanti di email ya” kata Bu Evi memberitahu ku.
Setelah ini pun, aku masih harus memperlihatkan bab 4 ku ke guru kelas. Sorenya aku membuat bab 5 dan langsung ku email. Sabtu dan minggunya aku membuat slide presentasi dan menjadikannya bahasa inggris.

Hari-H presentasi Selasa, 13 November 2012
Pagi-pagi sudah ku awali dengan sibuk dan juga gugup, tapi akhirnya aku berangkat sekolah juga. Tas sekolah di punggung kiri ku, tas laptop di punggung kanan ku, dan tangan kanan ku membawa tentengan baju untuk presentasi, aku pun berjalan ke kelas. Rencananya aku akan presentasi siang, sekitar jam 2-an. Setelah pelajaran awal, saat istirahat pagi, aku dan dua teman ku lainnya disuruh bertemu Miss Nisa, guru bahasa inggris ku, untuk melihat kesiapan slide presentasinya. Sudah bagus sih slide presentasiku, tapi aku belum siap, karena mendadak disuruh presentasi dengan bahasa inggris, aku pun harus menguasai slide presentasi ini dengan cepat memakai bahasa inggris karena sejak kemarin aku latihannya dengan bahasa Indonesia saja.

Alhasil, kami harus ketemu Miss Nisa saat jam makan siang dan istirahat siang juga. Jam 1 kurang 5 menit, sekolah hujan dan lumayan deres. Aku dan Aya baru kembali dari kantor ke kelas, dan baru ingin siap-siap ganti baju. Karena hujannya deres, dan harus ganti baju pakai blezzer dan kalau ingin ke kamar mandi hujan, jadi aku ganti bajunya di kelas didalam sarung ditutupi oleh meja-meja, ada ada saja ya? Haha… saat itu aku sedang gugup gugupnya, dan juga keringet dingin. Aya presentasi pertama, aku kedua dan Dhika ketiga. Aku ke kelas yang di sebrang bawah dari kelas ku, dan itu gerimis dan becek, aku pakai rok, blezzer dan jilbab segi empat, ribet banget untuk cewek yang kurang feminim kayak aku.
Presentasi pun dimulai, pertama adalah Aya.

“Dag dig dug…” jatung ku mulai berdebar dan sangat ragu, menunggu giliranku saat menonton Aya presentasi. Wajarlah, karena kami bertiga yang pertama presentasi. Aku juga mulai resah, karena orang tuaku belum datang padahal sebentar lagi giliranku.

Tapi Alhamdulillah… orang tua ku sudah datang pas, saat aku mau maju presentasi.
“Assalam… blablabla” aku membuka presentasi ku dan menjelaskannya panjang lebar. Jujur, sebenarnya untuk presentasi ini, gak lebih deg deg-an daripada saat presentasi sriwijaya dan juga ikut olimpiade, tapi ini lebih gugup, karena memakai bahasa inggris.
“thank you, wassalammualaikum..” tutupku dalam akhir presentasi.

Saat itu juga,hatiku serasa sangat lega, karena tanggung jawab ini sudah selesai.
Cerita ini sangat berharga bagi ku, karena spengalaman, pelajaran, yang kudapat. yahh.. mungkin ini yang kudapet , “mau cepat atau lambat, mau nanti atau sekarang, tanggung jawab akan selalu menghantui, tinggal pilihan kitalah untuk menghadapinya sekarang atau nanti…”

Terasa di Puncak Dunia – Sebelum Semuanya Dimulai

Pagi, hari senin, 11 februari 2014, aku masih duduk disofa menonton tv bukannya sekolah. Hari ini aku masuk sekolahnya sore, jam 4, soalnya kelas sl 7 kelas Aurum-Argentum mau pra Otfa. Tapi jam 12.00 siang aku sudah siap berangkat. Aku sudah janjian sama Aya, Dhika dan Muthi untuk kumpul terlebih dahulu di rumah Dhika untuk belanja bahan-bahan makanan kelompok. Untuk praotfa ini kelompokku itu sama muthi, kandi, Raihan, akbar, rian dan kautsar, ketua kelompoknya kautsar, kelompokku kelompok 2. Setelah mandi, aku berangkat, sekitar jam setengah 1. Aku udah ngabarin ke temen-temen kalo aku rada telat. Rumahnya dhika ada di komplek BBD, Ciganjur, Jaksel. Saat masih kecil, aku lumayan sering main kerumahnya. Aku diantar sama supir pribadiku naik mobil. Sampai di kompleknya sopirku lupa alamat rumahnya dhika, akupun juga gak nanya, dan aku gak bawa hp. Mobilku muter-muter aja dikomplek itu. Sampe sopirku nanya ke supirnya dhika alamat rumahnya. Tapiii akhirnya ketemu juga deh rumahnya..

Dari rumah dhika kita berangkat jam 4 kurang, nungguin dhika selesai mandi. Kumpul kelas yang sebenarnya ituu di cipedak jam 4. Sampe dicipedak kita langsung nurunin barang dan kumpul bareng temen temen yang lain. Ini kali pertamanya lhoo aku ke SAI cipedak sejak pindahan dari ciganjur. Kami kumpul di kantor, karena masih baru, jadi kantornya itu ngeres trus masih bau cat gitu. Setelah forum dibuka sama Bu Firda, kami disuruh sharing barang-barang kelompok, kayak bahan makanan, kompor, matras, bahan bakar dll. Setelah itu free sampe jam 6.

Maghrib, semuanya pada sholat, kecuali yang sedang berhalangan. Banyak juga lhoo anak perempuan yang sedang berhalangan, aku termasuk yang berhalangan. Kalo aku, yang lain lagi sholat, aku bersih-bersih ke kamar mandi. Sebenernya lagi dapat haid saat praOTFA ataupun OTFA adalah salah satu mimpi terburukku, karena kesannya itu pasti ribet gak nyaman dan berbagai hal lainnya yang tidak seharusnya. Tapi ini masih pra OTFA, masih ada tong sampah nanti, masih ‘fine’ lahhh, mudah-mudahan pas OTFA nggak deh. Setelah sholat kami makan malam, aku makan ayam D’besto yang tadi dibeli pas belanja, enak banget makannya, dari tadi aku kelaperan. Setelah kenyang, kami kumpul briefing buat besok dan kumpul PAK (Pembimbing Anak Kelompok), kelompokku PAKnya Pak Kemal, tapi Pak Kemal berhalangan, sementara kumpulnya bareng Pak Ikhwan. Sekitar jam 8.30 malam kami sudah harus tidur, yang perempuan tidurnya di ruang komputer, beralaskan karpet, beratapkan kipas angin.

Jam 3 pagi kebanyakan sudah bangun, tadi malam walaupun susah mencari posisi tidur yang enak di karpet, aku bisa tidur lumayan nyenyak hitungannya. Kami lalu packing terakhir, sebelum tas carier itu dimasukkin mobil. Semua barang seperti minum, snack, mukena, atau yang harus gampang diambil selama perjalanan dikeluarkan dari tas carier. Aku untungnya saat waktu packing sempet ganti pembalut. Setelah semua rapih, tas carier, tenda, sudah masuk mobil, kami jalan kaki ke jalan besar untuk naik tronton. Letak SAI cipedak rada kedalem dari jalan besar, tronton gak bisa masuk, jadi, kita deh yang harus jalan. Gelap-gelap pagi buta, kami jalan kaki. Setelah sampai di trontonnya, kami mencari tempat duduk, menurut pengalamanku naik tronton, yang enak itu duduk di paling ujung depan, supaya kena angin. Tapi aku dapetnya di kedua dari depan bagian kiri. Kami duduk menyamping, sebagaimana tempat duduk tronton. Yang paling ujung dari depan, atau samping kiriku itu muthi, samping kananku kandi, dan depanku athaya dan zahra. Paling gak suka kalo nunggu tronton jalan didalem tronton, soalnya panas. Tapi akhirnya perjalanan pun dimulai.

Nggak bisa dibilang sebagai perjalanan yang nyaman sihh, aku gak bisa tidur, gak ada senderan, kandi nyender mulu ke aku (berattt!?). Shubuh, kami berhenti di suatu masjid di Ciampea untuk sholat shubuh. Yang lagi gak sholat makan dulu trus jagain sepatu-sepatu yang lain. Makannya itu nasi goreng, dan menurut lidahku nasinya agak pedes lada, perutku kurang nafsu makan (bukan hal biasa buat aku yang gembul). Perjalanan dilanjutkan, kayaknya udah mulai nanjak nih, aku tidur, tidurnya gaaak enaaaak bangeeet. Pas bangun, pemandangan yang bisa kuintip sudah pepohonan dan rumah-rumah desa di kanan-kiri jalan. Aduuh, panas dehh, kayaknya enak banget muthi kena angin. Akhirnya aku tukeran sama athaya tempat duduknya, dan berusaha menikmati angin dan perjalanannya.

Kami sampe dilokasinya, tapi belum sampe dilokasinya. Maksudku, tronton kayaknya gak bisa masuk camping groundnya deh, apalagi jalur pendakiannya. Oh iya, kita udah nyampe di daerah gunung bunder, tempat praOTFA selama sehari berikutnya. Kita disini Cuma 2 hari satu malem. Kami turun dari tronton dan mengambil tas carier, lalu kami jalan ke lokasi camping groundnya membawa tas masing-masing. Baru jalan sebentar, aku udah kehabisan napas, mungkin karena jalannya sangat menanjak. Sampe di camping ground, kami streching atau pemanasan dan menunggu guidenya datang.

Trekking dimulai!!, kami bawa tas carier masing-masing yang lumayan berat. Jalanannya atau bisa dibilang jalannya batu-batu dan menanjak, cepet bikin ngos-ngosan. Aku berusaha mengatur napas dari awal perjalanan. Oh iya, tujuan trekking kami itu adalah ke Kawah Ratu, sekitar 4 km jalan kaki di gunung. Sharing aja nih, tujuannya praOTFA itu, yang jelas berlatih untuk OTFA, melatih fisik, Rohani dan juga leadership, sebagaimana konsep pendidikan Sekolah Alam Indonesia.

Jalan, jalan dan jalan. Jalannya gak berubah, tetep nanjak (ya iyalahhhh, namanya naik gunung, naik dulu baru turun). Napasku makin ngos nosan, tapi aku berusaha untuk tetep menjaga mental semangatku, caranya dengan, berdzikir, al matsurat sampai membuat irama dalam hati. Yang capek bukan aku aja yaa.. pada capek lhoo, padahal dari tanda km yang ada digunung, ini blm satu kilometer (?!?!). tapi gak kerasa lho, meninggalkan anggota kelompokku dan sebagian besar yang lain, aku sama muthi jadi yang terdepan! Setelah pemandunya.

Naik gunung itukan pasti harus jalan, dan jalannya rada ngengkang-ngengkang gitu kan, menghindari segala rintangan. Hari ini aku pake celana training, tapi celana trainingnya udah bolong, trus udah dijahit-jahit gituu. Nah, celanaku pada suatu waktu saat trekking, robekkkk!, bawahnya lagi jadi bisa kelihatan celana dalemnya(maap). Aduuuuh ada ada aja sihhh. Tapi sampai di peristirahatan pertama, yaitu satu km dari jalur awal pendakian, aku doble celana deh pake celana jas hujan. Masih alhamdulillah…. penderitaannya gak berlanjut hehehe.

Laanjuuttttt. Trekking jalan teruss, dan jalannya makin bermacam rupa, kami harus melawati jembatan, atau bisa dibilang kayu doang diatas sungai. Kami harus basah-basahan melewati sungai-sungai kecil, gak bisa deh kalo sepatunya gak basah. Truuus yg terburuk ialah lumpur, tapi lumpurnya lumpur hidup (bisa dibilang begitu), kalo diinjek pasti tenggelem dilumpurnya dalemm.

Aku sepertinya sudah gak fokus saat jalannya. Pas ngelewatin suatu sungai aku jatoh, tapi untungnya gak ada yang ngetawain tuh, udah pada capek. Pas aku jatoh jaraknya mungkin tinggal 2 km lagi ke kawah ratu. Barisan trekking udah ngaco deh, yang didepan bikin kelompok sendiri, yang ditengah bikin kelompok sendiri, yang dibelakang bikin kelompok sendiri, dan satu kelas ini tuh udah kepisah-pisah jalannya.

Sammpeee, peristirahatan ke 2. Padahal sih sebelumnya sering berhenti juga buat istirahat, tapi ini yang diitung resminyaa.. (?). kalo tadi peristirahannya ditempat yang agak lapang ditempat yang kena sinar matahari, kalo sekarang kita istirahatnya ditempat yang dialuni suara-suara harmoni gemericik air sungai dikanan-kiri tempat kami istirahat. Banyak anak laki-laki yang bermain air di sungai.

Lagi, lannjuuut!. Peristirahatan ini adalah tempat mata air terakhir sebelum kawah ratu, dan kita harus bergegas sudah tengah hari. Jalan trekking selanjutnya lebih banyaaaak banget lumpurnyaa, truss kecampur lumpur belerang warna putih. Sepatuku warnanya gak karuan deh. Makin dekat, aromanya semakin kuat, aroma telur busuk, disertai dengan pohon-pohon mati kering dan beberapa trek berbatu yang hampir membuatku jatoh. Tanda-tanda pemandangan sungai belerang sudah terlihat. Jalannya menanjak curam, kemudian turunan curam. Sammpe?, ada suatu sungai belerang yang menjadi titik hampir sampe, disana ada peringatan-peringatan, dan kursi kayu. Tapi masih jalan lagi lhooo, *pengingat kami jalannya bawa tas carier ya… 6-10 kg. Jalan kedepan, masih nanjak, masih nurun, masih ada banyak baget lumpur belerang. Sampe hampir disuatu titik setelah lumpur belerang yang pekat dan seperti lumpur hidup, setelah tanjakan yang berbatu, kami sampe diatas kawah ratu. Dapat dilihat pemandangan kawah ratu yang bergejolak. Sangat mengaggumkan.

Tau nggak kenapa ini lebih mengaggumkan daripada kawah-kawah yang pernah aku lihat??, gak kayak melihat kawah di tangkuban parahu atau kawah putih, melihat kawah ratu ini butuh perjuangan, perjuangan yang kita peroleh sendiri, gak kayak tinggal naik mobil ngennnng~, nyampe -_-.
Kami, para gerombolan depan sudah sampai di kawah ratu, dan sekarang menunggu teman-teman yang lain. Ada yang kena pacet!, mabelle kena pacet, mungkin pas dari dihutan. Sambil menunggu ada yang istirahat meluruskan kaki sambil duduk diatas permukaan dari bebatuan yang bau belerang, ada yang foto-foto, ada yang makan snack. Si Akbar, anggota kelompokku, snacknya hilang, trus malah minta ke aku, orang yang snacknya hilang dia, Derita Lo lahhh. Kami menunggu teman-teman yang lain, 5, 10, 15, 20 menit, kira-kira perasaan ku udah lama banget kita duduk diatas batu-batu ini nunggu mereka, mana panas lagi, pas itu udah sekitar jam 1 siang lebih. Temen-temen gerombolan belakang (maap) baru sedikit yang muncul, dan mereka gak bawa tas carierrr!. Kayaknya yang lain pada istirahatnya di sungai belerang yang ada tanda peringatan sama tempat duduk kayunya dehh. Semuanya pada kesel nunggu, termasuk aku, tapi aku udah terlalu capek untuk marah seperti yang lain.

Karena udah terlalu lama panas-panasan akhirnya guru yang ada membolehkan kami perjalanan turun gunung. Setelah turun sedikit dari tempat kami nunggu, ada anak-anak cewek GemBel (gerombolan belakang) malah foto-foto sama pake belerang di muka, ihhhh nyebelin banget sihhh. Trus kayaknya kaki Aby keselo di lumpur belerang itu gara-gara jatoh, aku sempet ngeliat dia dipakein tongkat. Tapi aku dan kelompok depan lanjutt, sampe di tempat yang sungai-sungai itu kami disuruh nunggu lagi. Sekarang udah ngumpul semua anak dan guru yang ikut PraOtfa. Perkelompok mulai perjalanan turun gunung, aku berusaha menjadi yang terdepan dan terdepan. Setelah melewati jalan yang penuh teror lagi, akhirnya Sampai di peristirahatan ke 2. Aku yang minumnya habispun mengisi minum dari sungai yang bersih nan jernih.

Perjalanan turun gunung, aku kepisah dari kelompok paling depan yang ada pemandunya, sekarang ditengah hutan kami Cuma berempat, aku, muthi, aya dan azzura, untungnya ketemu luthfi jadi berlima. Kami berjalan dari peristirahatan ke 2 sampe peristirahatan pertama sekitar 3 km ituuu, Cuma berlima, ditengah-tengah alam ini. Tapi alhamdulillah kami masih dilindungi. Aku sempet BAK di hutan, habiss udah kebelet.

Akhir perjalanan,sekarang dibelakang kita jadi banyak temen-temen yang lain, sejak dari tempat peristirahatan. Jeda waktu istirahat memungkinkan untuk gerombolan yang dibelakang untu menyusul. Sekarang akhir perjalanan juga, jalan yang tadi pas berangkat aku lewatin sekarang udah jadi lebih hancur. Kaki ku hampir dibatas maksimalnya, setelah hampir 6 jam naik-turun. Ditengah-tengah kecapean,tanah laterit dan turunan yang licin, aku sempet terpeleset beberapa kali, tapi aku selalu berusaha, iya kan? Yang terpenting, berusaha!.

Sampeeee!, setelah sampai kami, perkelompok harus bikin makan siang (itu udah jam 3 buuu! Makan siang?). nah problemnya itu, yang bawa kompor gasnya masih blom nyampe….!, tapi gak apa-apa deh pake parafin aja juga bisa. Menu makan pertamanya adalah: nasi, telor kornet, tambah bon cabe mungkin. Yang masak anak perempuan, yang cowok bangun tenda. Yang cowok susahhh bangeet! Disuruh nyuci piring sama nestingnya… pas masak tim outbond kebanyakan terakhir, soalnya nanduin aby, aby kakinyakan sakit jadinya selama perjalanan turun gunung ditandu, pasti sulit.

Setelah makan, rapih-rapih tenda, dan ISHOMA, istirahat, sholat, makan (kan udahhh!). tapi sekarang kita harus bersih-bersih, trus kalo yang lagi sholat sholat ashar di jama’ dzuhur dulu, soalnya udah azan tuh. Pas semuanya lagi sholat, aku mandi, walaupun kamar mandinya begitu, tapi masih alhamdulillah masih ada kamar mandi, nanti pas OTFA ga ada kan?.

Setelah ISHOMA, kami masak makan malem, tapi yang makan Cuma anak cowok, yang anak cewek termasuk aku masih kenyang. Menunya: nasi, sosis. Trus pas mau masak sosis kan plastik di sosisnyakan harus dibuang, pas ngebukainnya, sosisnya pada jatohan kena tanah. Tapi higienis kok (?), habis jatoh, di cuci pake air minum, trus dimasak pake nesting, parafin sama mentega. Akbar yang masak, jadinya ada yang gosong-gosong gitu. Pas ini, M Raihan lagi sakit.

Jam 6, maghrib. Pada sholat maghribnya pake matras, trus matrasku dipake akbar!. Pas pada sholat maghrib, aku ditenda sama yang lagi gak sholat juga, trus aku sambil duduk ditenda trus masih harum sabun bekas tadi mandi. Rasanya ini titik di hari ini, dimana aku paling nyaman.
Setelah sholat, dzikir, ada refleksi kegiatan. Sedikit dingin-dinginan, kelompokku refleksinya sama Pak Bucho.

Malam itu aku tidur pake, jaket, sleeping bag, kaos kaki, salon pas, sama balluran minyak kayu putih di kakiku yang sakit bekas tadi trekking. Tapi herannya, mungkin karena capek, aku lumayan pules tidurnya.
Tiba-tiba bangun tidur gelap banget, bingung, ini dimana ya’?, dirumah?, gak deng, masihh ditenda?. Aku terus mencari senterku, disusul dengan bangunnya muthi, kandi, suara-suara guru yang lain, dan aya.
Habis bangun, trus sholat sama sedikit briefing kami harus siap-siap masak. Guru-guru pembimbing anak kelompoknya kebanyakan guru baru, trus berisik, nyari senter laaah, ngelipet sleeping bag laaaah, dan sebagainya.

Pas masak pagi, menunya: nasi, sarden, kornet sama sedikit abon. Pas masak hujannnnnn! Byuuur!, pas masih gerimis untungnnya diatas kompor udah diatepin plastik sampah, soalnya hujannya deres banget. Tenda kita banjir, sedikit-sedikit, banyak, barang-barang rada basah. Buru-buru masukin tenda barang yang mau diselamatkan pas masak. Tapi tooooh, akhirnya bisa makan juga. Nasi sama sardennya sisa banyak, trus dikasih ke kelompoknya adel, yang muka-mukanya pada kelaperan nungguin masakan.
Karena kondisi, rencana awal streching, ga jadiiiiiii! Ya! Karena kondisi juga, rencana awal jalan kaki ke curug, ga jadiiii! Ya!

Habis masak, packing deh. Kelompokku yang cewek pertama rapih, yang cowok, hampir terakhir. Bawa turun tas carier kebawah, ke tronton. Pada pake sendal jepit lho!, hati-hati jalan licin b g t.
Sekitar jam 8, kami berbaris, foto-foto dan penutupan. Penutupan barang-barang yang ketinggalan jugaaa, aku takut banget kalo ada barangku, tapi untungnya gak ada, malahan ada plasit tenda guru!. Malu banget tuh gurunya disorakin murid-muridnya!

Di Tronton aku duduknya diujung lho! Kena angin, seru banget. Tapi selama di tronton celanaku basah, jadi duduknya gak nyaman geser-geser mulu (maap ya! Yang disebelahku). Trus duduknya kesempitan lagi, kan soalnya turun gunung, jadi mobilnya miring ke depan, akunya ke gencet deh
He he he, aku jadi minta-minta makanan mulu nih ke kelompoknya Afi, habis baru laper sih.. snack makanannya juga enak-enak.

Selama perjalanan aku gak banyak ngomong dan ngobrol, aku merhatiin jalan aja, merhatiin bayangan, roda mobil, garis jalan, angin dan segala hal detail lainnya.
Dari tol lingkar luar bogor, tol dalkot, sampe keluar tol. Sekarang dah nyampe cilandak! Sekitar jam 2 an.

Sampe di cipedak!! Kami turun dan jalan kaki sebentara. Kemudian, kami disuguhkan soto ayam yang lumayan banyak porsinya. Aku takut banget gak dijemput…. tapi setelah nelpon dan beberapa menit menunggu, akhirnya dijemput. Aku ngambil tasku dan tentengan, lalu menuju mobil, dan pulang!
Eh, nyampe rumah aku baru sadar kalo tempat minumku ketinggalan, gak ketinggalan di gunung bunder, tapi ketinggalannya di SAI cipedak. Tapi aku capek banget-banget-an,
“such an advanture”, aku gak peduli deh sama tempat minum itu.

Terasa di Puncak Dunia – 2

OTFA Sekolah Lanjutan
Out Trekking Fun Adventure

 

“Hidup!, parah!, aku bisa nyampe!”
Aku bener-bener nggak nyangka aku bisa, tapi aku bisa. Pikiranku hanya kepuncak, sampai kepuncak!, aku gak peduli dengan kehilangan pemandangan yang mempesona karena kabut, aku cuma peduli aku sampe.

“ coz I’m in top of the world, euy` ~ ~ ”

Aku mulai me re-wind lagu-lagu yang emosional bagiku didalam hati, betulan ini menakjubkan. Menakjubkan karena dengan kondisi badanku harusnya ini, mustahil.

“I always swore to you I never fall a part ~ ”

Setelah itu, setelah semuanya kumpul dan bersuka ria, foto-foto, tiap kelompok merefleksikan perjalanan ini bersama masing-masing PAKnya. Badanku nggak enak, aku merasa nggak enak badan, lemes, bahkan setelah makan siang dengan roti bakar yang dibuatin kelompokku dan minum obat. Kayaknya zahra juga deh, dia mulai gejala demam, aku berbagi obat dengannya.

Dilanjutkan dengan pembagian slayer berwarna hijau terang bertuliskan OTFA. Kata Pak Budi,” jangan nilai slayernya dengan uang karena pasti murah”, memang slayernya itu nggak terlalu bagus menurutku. “tapi, nilai dari sisi sejarahnya, bagaimana kamu mendapatkannya”, lanjutnya.

Saatnya turun!, pulang!, seperti tadi aku bilang, habis tanjakan ada turunan, apalagi turun gunung. Langkahku jadi cepet, semangatku jadi lumayan, dan aku suka memilih jalan turun terbaik.
Pas turun dan juga naik gunung, mungkin karena aneh kali ya? Ngelihat bocah-bocah kelas 1-2 smp naik gunung?, banyak pendaki lain yang nanya, tentang darimana?, sekolahmana? Dan ngapain?. Atau banyak juga yang ngasih semangat.

Saat turun cuacanya menjadi jadi, gerimis, dingin, aku pun memakai jashujanku. Aku gak yakin bisa jalan turun dengan persedian airku, tapi coba aja dulu. Kami mulai berjalan kira-kira jam 1 setengah 2 an.
Aku dibantu miss nisa yang ngebawain tentenganku yang berisi snack, sarung dan obat, “makasih miss!, banget!, makasih!”, aku kebantu banget. Karena jalanku lumayan cepet aku lumayan didepan, aku jalanny bareng hikmah dan diakhir ketemu adel dan yesi. Aku jalannya lewat jalur alternatif nggak lewat tanjakan subhannallah atau tanjakan setan atau apapun namanya, mungkin secara fisik aku kurang kuat, tapi kalo aku lewat situ pasti seru.

Saat jalan turun aku memikirkan banyak hal, aku mempunyai banyak penyesalan selama perjalanan naik gunung ini. Aku terlalu fokus kepuncak, padahal banyak hal indah yang terlewatkan olehku. Aku meragukan diriku sendiri, padahal aku bisa!. Aku nggak lewat tanjakan itu, padahal pasti seru!. Aku nggak lihat bunga edelwise pas lagi dipuncak!. Dan untuk sekedar sejarah, aku kurang banyak mengambil foto!. Tapi yaudah lah, “itu waktu’, nggak bisa keulang lagi, yang penting aku belajar sesuatu yang penting aku punya memori tengtang ke puncak itu.

Dengan selamat dan lumayan cepat, menurutku, aku nyampe balik lagi ke kandang Badak. Pas setelah rapih-rapih, ganti baju, hujan deress, banget. Cuacanya jadi dingin, kami diem aja ditenda, dan mengkhawatirkan tendanya bocor. Hujannya makin terlalu, aku sekarang mencemaskan yang masih jalan turun, “kasian amat pada”. oh, terus, kasian juga yang tendanya kebanjiran, kelompok Athaya kelas 7 tuh, tendanya harus dipindah karena letaknya dijalur air.

Istirahat, Sholat, dan Makan, serta kegiatan lainnya. Malem ini tidurnya lumayan benersih kelompokku, pake matras, sleping bag, tidurnya lurus, tendanya udah rapih nggak kayak kemaren. Tapi, sayangnya, tidurku tetep nggak nyenyak, kayaknya sama dengan yang lain.

Besoknya adalah hari kamis, dan hari terakhir!. Target hari ini adalah pulang, balik ke Cibodas sampai saat siang. Sebelumnya ada packing, rapihin tenda, dan main!, aku sempet-sempetnya main sama bercanda. Aku pengen lihat, kemaren pas trekking turun dari puncak, Yesi nyebut-nyebut Muthi, katanya muthi ‘kangen’ dan rada peduli gitu sama aku yang lagi sakit. Disekolah aku sering mainnya sama muthi, mungkin kalo disuruh milih kelompok otfa sendiri, aku bakalan sama dia. Wkwkwk, gue jadi illfeel sendiri ama muthi.

Setelah rapih-rapih dan streching, kami mulai deh perjalanan 3-4 jam jalan turun gunung bawa tas carier super berat. Aku disuruh bawa bendera tuh sama ketua k’tania, week.. nyebelin, apaan banget nada nyuruhnya rese.

Posisi kelompokku membaik, dari kemaren memulai dipaling terakhir, sekarang kita mulainya dari rombongan kedua terakhir! Yeay!. Tapi lama setelah jalan melewati air panas nan bahaya nan capek, aku mulai menjadi Gembel (gerombolan belakang), ya, aku jadi di paling akhir. Emang diawal mulai jalan, aku nyadar posisi timku, dan aku tau aku nggak bakal kedepan juga. Kemaren-kemaren aku seneng jalan cepet, dan sebisa mungkin menjadi yang terdepan, tapi sekarang aku jadi heran sama orang-orang yang pengen cepet-cepet atau bahkan pindah rombongan ke rombongan depannya.

Dijalan aku sempet minta minum kakakku, habisnya gampang bangetsih diambil airnya. Benderaku dibawain k’hizi, lumayan sih ngebantu, tapi katanya dia ngebantuin gara-gara aku adeknya k’ayman, haduhh, rasanya gimana gittuuuu perasaanku. Tapi aku nggak peduli lagi, yang penting ringan, yang penting jalan.
Badanku terasa nggak enak lagi, mual, pusing, dan hidungku meler, pilek. Mentalku juga, karena capek mungkin, aku nangis berlinang-linang matanya saat dibagian akhir perjalanan.

“Just do it”, I Think. That was, even when my tears came, even when there wasn’t someone beside me, I had my last motivation.

Saat aku diposisi kayak gitu, aku jalannya bareng Bu Yanti, Bu Sulis, K’Aisyah, K’Icha dan yang lain yang dibelakang.

Di Pacanyangan ya?, pos sebelum tujuan dibawah, aku ketemu yesi. Aku lumayan terbantu dengan adanya yesi, pertama, karena dia kelas 7, kedua, mungkin karena aku lagi butuh temen. Aku jalan turun selanjutnya bareng yesi berdua, kita berdua jalannya semangat, tapi cepet capek dan istirahat, tapi habis itu jalannya semangat lagi.

Haduuuuh, aku kebelet pipis nih. Aku kebelet pipis juga, tapi nahan-nahan karensa pengennya pas udah nyampe toilet, tapi kayaknya Yesi nggak kuat, dia balsem alias balik semak, pipisnya dibalik semak.
Ketemu yang lain loh!, afi, azzura, haura, Pak Bucho, bukan aku aja yang kecapean ternyata!, aku seneng. Kita juga ketemu guru-guru dari Sekolah Alam Bogor, wkwkwk, mukanya juga pada kelipet capek. Aku nggak bisa istirahat lagi, aku harus cepet-cepet nyampe bawah.

Aku nyampe dibawah!, nyampe dibagian akhir jalan, jalannya trotoar disamping jalan raya, banyak tukang jualan!, parah. Ada yang jualan siomay, Baso Goreng, Gorengan, waaaah.. ngomong-ngomong aku laper, udah siang juga, jam makan. Langkahku semakin cepat, dan didepanku Afi juga, Yesi dan Bu Yanti rada jauh kebelakangku.

Sampe.

Setelah sampai, menaruh tas, aku disambut ayam bakar. Aku makan di meja suatu warung, bersama disampingku dhika, yang katanya baru nyampe juga!. Yang lain juga baru sampe kok..

Bersih-bersih, ngganti baju, dan yang paling penting, di Toilet! Suatu kemajuan peradaban yang luarbiasa setelah dari hutan. Siang itu aku nggak minum obat, parah, habiiiiss.. obatnya di tas carier, ribet.
Cuaca mulai gerimis aku bergegas ke tronton. Merupakan usaha yang lumayan untuk naik ke tronton dengan tas 10 kg, tapi untungnya dibantuin Pak Alim sama Banna buat ngangkat tasku. Nggak lama hujannya langsung deres, ada 4 orang yang belum lengkap, zahra, hikmah, azza, dan Bu Yanti. Nunggu mereka lama!, mana basah pula, hujannya masuk kedalam tronton, membasahi tas, pantat, kursi, dan membuatku kedinginan, (APA DEH-..-). Kerusuhan di tronton dimulai, setelah tadi bagi-bagi makanan, sekarang pada becanda dan berisik, biasa sih sebenernya.

Setelah reda, anggota juga sudah lengkap, maka berangkat. Sekitar jam 3an kayaknya. Aku diawal perjalanan tidur, capek. Pas bangun, jalanannya sedang macet, stuck, trontonnya berhenti. Pas macet trontonnya jadi panas karena nggak ada angin, melewati kebosanan, aku bareng yang lain maindeh. Kira-kira jam 5-an, tronton kami sudah sampai jaln tol, dan anginnya kenceng banget. Perutku laper, kayaknya yang lain juga, karena pada ngambil snack di tas, dan setelah dikeluarin langsung laris habis.
Sampe di rest area itu pas hampir maghrib. Kami lalu Istirahat, makan dan sholat maghrib. Sepatuku nyebelin, ribet, harus pake sepatu segala. Pas habis wudhu, aku tiba-tiba mimisan, kayaknya aku kecapean dan kurang minum.

Setelah sholat di musholla rest area, aku balik ke tronton. Pas jalannya itu ya, parkiran rest area yang bagian kendaraan besarnya itu penuh banget, bis dan truck berjejer dan mengantri. Makannya KFC!, tapi aku enek dan serasa mau muntah karena aku nggak minum obat siang tadi dan sore ini. Jadinya makananku nggak habis.

Pas perjalanan pulang, kok lewat depok? Aku heran. tapi aku udah nggak peduli deh. Aku pas di perjalanan pulang setelah dari rest area sempet dingetin buat minum obat sama bu yanti dan muthi. Pas ngingetin bahasanya muthi tumben baik, nggak, soalnya biasanyakan kita ledek-ledekan, tapi pas itu dia kayak baik, aneh gitu.

Karena kecapean, aku cari posisi enak, dan tidur. Tidurnya enak banget, pules, dibangunin muthi pas trontonnya udah berhenti, dan udah nyampe di cipedak!.Kami lalu turun dari tronton (yang merupakan usaha yang berat), kemudian jalan ke SAI kampus Cipedak. Keringanan banget tau nggak?, nggak bawa tas carier jalannya! Tasnya di taruh di mobil pick-up.

Sampe di Kampus Cipedak, kami disambut!, dan juga disambut oleh Baso malang, Jus Jambu, dan teh hangat. Aku kenyang baanget.. dan lagi, mual. Setelah makan udah bisa pulang sebenernya, tapi aku harus nunggunin Ka Ayman dulu, kakakku yang juga ikut OTFA. Trontonnya rada lama, jadi aku bingung deh mau ngapain, padahal aku udah capek banget, mau pulang.

Kakakku udah balik, lalu mengambil tas, dan terakhir absen kepulangan ke guru, balik kemobil, dan pulang! Supirku, bang hasan bantuin aku bawa tas, di mobil ternyata ada ummi sama muflih, mereka ikut ngejemput aku dan kakakku.

Di perjalanan menuju rumah, aku cerita-cerita ke ummi, ditambah sedikit pertengkaran dengan kakakku. Aku minum susu yang dibawain ummi, emmm.. ternyata perutku masih sakit. Trus, katanya ummi, anak kucing yang beberapa hari sebelum otfa baru aku sama adekku, muflih rawat, sekarang hilang, trus katanya muflih sedih bange

Nyampe rumah! Parah!, aku seneng! pas pintunya kebuka itu terasa keajaiban. Aku nyampe rumah langsung tiduran di sofa, aku caaaaaappeeeeek. Pas aku disuruh ummi buat rapihin tas carier ku, aku nggak bisa, karena Butuh kekuatan untuk merapikan tas ini!.

 

Well^^, Can’t wait the next OTFA

Terasa di Puncak Dunia – 1

OTFA Sekolah Lanjutan   
Out Trekking Fun Adventure

Badanku sebenernya lagi gak fit, malahan 3 hari sebelum Otfa aku lagi sakit gejala tifus. Aku bener-bener gak tau mesti ikut atau nggak, tapi aku mikir kalo ini adalah kesempatan sekali seumur hidup buat naik gunung. OTFA kali ini kami ke Gunung Gede, JaBar, rencananya ke puncaknya. Setelah kemaren PraOTFAnya, sekarang yang betulannya, dan sekarang kelas 7 bersama kelas 8 yang kalau dijumlah dengan fasilitator atau guru bisa mencapai 90 orang.

Kami memulai dengan kumpul jam 5.00 sore di SAI Cipedak. Packing, pembagian barang-barang, check terakhir dan mabit nantinya. Aku datang telat, sekitar jam setengah enam-an baru datang. Aku sudah siap, jadi nggak terlalu membongkar-bongkar isi tas carier yang.. PARAHH GEDE BANGET. Awalnya turun dari mobil yang dianter sama abi dan muflih, aku minder tasnya ‘mungkin kegedean’ pikirku, tapi ternyata pada gede-gede semua.

Jam 8.00 malem, aku sama kakakku ijin pulang duluan untuk istirahat dirumah dan baru balik lagi jam 2 paginya saat berangkat. Ummi juga dateng ke sekolah buat ijin bawa bulet-buletnya pulang dulu.

Pas pulang, makan sop kaki kambing dulu, padahal aku tadi udah makan nasi goreng dan aku udah kenyang dan perutku enek, aku makannya gak habis deh. Setelah ke apotek sebentar, Jam 9 malem sampe rumah, aku bersih-bersih dan secepatnya tidur, mempersiapkan buat besok nan capek.

Bisa nggak ya??

Aku selalu kepikiran itu. Karena kalau staminaku lagi ok, trekking mungkin salah satu hal yang aku nikmati. Tapi sekarang, dadaku nggak enak, rasanya enek, trus mana sakit perut lagi. Aku maksain banget supaya BAB dulu sebelum naik gunung, soalnya kalo udah diatas ribet.

Aku sama kakakku, dianterin abi jam 2 pagi kesekolah, mampir ke alfa dulu beli antis. Aku udah ngeliat ada trontonnya didepan gang pembangunan. Pas nyampe sekolah, suasananya heboh, persiapan mau ngambil tas dan baris. Aku mengikuti yang lain.

Pas jalan ke tronton, aku melihat gerhana bulan. pinggiran Bulannya jadi terang gitu, bagus deh.
Tapi kalo perjalanan ke Cibodasnya tidak menyenangkan menurutku. Selama perjalanan aku nggak bisa tidur, badanku masih nggak normal jadi rada enek gitu. Kami istirahat sholat shubuh dan makan pagi di pombensin.
Sebelum trekking. Semua harus baluran minyak dulu, minum teh, streching, ke kamar mandi, dan packing. Packingnya paraaaaah, ribet banget, pas semuanya udah rapih ada aja yang harus dimasukin lagi. Terus aku harus minum obat dulu.

Kelompokku posisi jalannya terakhir, sedih banget. Setelah dibagiin nasi, kami mulai deh perjalanan nan jauhnya.

Diawal kami semua melihat keatas puncak gunung,
“Jauuuhhh bangetttt”.

Target hari pertama adalah perjalanan 7 jam ke Kandang Batu.
Diawal jalan, pas mau betulin sepatu aku jatoh, malu banget. Kami melanjutkan perjalanan, dan mendapati jalan berbatu dan menanjak. Aku jadi capek.

Aku nggak begitu tertarik untuk menceritakan nama-nama daerah atau tempat istirahat secara spesifik, aku juga gak inget. Jadi aku ceritanya lebih ke akunya saat lagi jalan aja yah.

Perjalanannya itu apa banget menurutku. Aku kecapean, dan bukan nuha yang biasanya untuk diposisi akhir, tapi OTFA kali ini beda, aku pas jalan hampir diposisi akhir. Aku kecapean, sangat, dan aku juga meragukan diriku sendiri. Aku nggak yakin bisa sampe. Hampir, sering, diperjalanan aku kepikiran,
“Bisa nggak ya?”.

Perutku laper, itu juga udah siang. Jalan didepanku menanjak berbatu, diiring dengan pepohonan disamping. Kami atau aku, dititik mana sampai di air panas. Itu seru banget disitu, kamu melewati jalan berbatu licin yang melewati air terjun yang airnya hangat dan panas. Semangatku saat itu terasa kembali.
Setelah lewat air panas, jalan masih panjang. Tapi ntah bagaimana aku sampe di tempat istirahat makan siang, dan balik kumpul bareng temen-temen. Aku makan siang dengan nasi yang tadi dikasih sama abon.
Habis itu jalan lagi, tujuan terdekat adalah Kandang Batu, sholat. Kami mengambil wudhu disungai sebelum Kandang Batunya, Bu Ega, salah satu PAK (pembimbing anak kelompok) sepertinya sakit.
Kami sholat di kandang batu.

Perjalanan berikutnya sebelum Kandang Badak adalah bagian yang paling capek. Tanjakannya terasa lebih capek. Aku jalan bersama rombongan yang bareng Pak Madinah, bareng Aya, Zahra, Hikmah, Adel, Rara dan lainnya yg dirombongan itu.

Pas jalan, Pak Madinah sering memberi harapan palsu. Tapi mungkin itu yang membuat kita tetep jalan. Aku dan rombonganku sampe di Kandang Badak kira-kira jam 2-3 an, Terserah deh.
Saat aku nyampe kelompokku, K’Tania, K’Ais, Rahmi, semuanya udah ganti baju dan rapih, tinggal aku yang baru nyampe. Jalannya kelompokku semuanya kayak kelinci, cepet-cepet banget.
“Harusnya aku kayak gitu”

Kami masak makan malam, sholat, istirahat, refleksi, dan sebagainya. Air di Kandang Badak dingin bangetttt, sampe pas mau wudhu aja kedinginan. Sholat ditenda bikin kakiku sakitt dan, apa lagi ya?. Oh, anginnya pas malem kenceng banget, kayak suara ombak dipantai. Terus juga kita kalo mau BAK atau BAB harus di balsem alias dibalik semak, pake payung dan tissue basah.

Setelah semua kegiatan selese, tinggal tidur!. Tadi pagi aku pas jalan aku mikir, ‘kalo ntar malem aku tidur ditenda, nyaman, adalah keajaiban’. Dan sekarang aku lagi tidur ditenda.

Bukan tidur yang nyenyak ataupun nyaman sih, bisa dibilang. Kelompokku tidur ngalur ngidul. Kakinya ketekuk semua, nggak pake matras ataupun sleeping bag, jadinya kedinginan dan sakit-sakit badan.

Hari kedua dimulai. Target hari ini adalah puncak!, sampe puncak gunung gede pas tengah hari dan balik kira-kira siang. Seperti kemaren kita persiapan dan streching dulu.
Posisi kelompokku dikasih yang diakhir, lagi. Nyebelin banget kan jadinya, gak ada semangat buat jalan kalo terakhir. Kami mulai trekking dengan tanjakan yang lumayan, dan treknya itu tanah, tumbuhan, akar, bukan kayak kemaren yang tangga batu.

Aku tetep gak bisa, aku cepet capek. Kelompokku seperti hampir semuanya, mencar jalannya. Aku yang kurang fit makin belakang aja posisinya. Aku jalannya bareng rifdah dan Bu yanti. Aku pas trekking jadi suka nutrisari, tapi itu bikin minumku krisis.

Ada tanjakan panjang yang konstan sebelum puncak, itu padahal cuma tanjakan 30 menit. Tanjakannya serasa lama bangettt, berbatu. Aku istirahat terus pas jalan. Ada disuatu titik, terlihat puncak gunung pangrango, rasanya itu ngefeel banget. Rasanya capek dan putus asa, tapi disisi lain juga ada perasaan harapan pengen cepet nyampe. Puncak gunung pangrango kelihatannya jadi deket deh, “pasti puncak gunung gede bentar lagi”.
Oh iya, pas jalan keatas itu, gak hari ini ataupun kemaren pasti ada aja yang ngasih harapan palsu. Pendaki yang lain, yang mau turun selalu ngasih tahu kalo bentar lagi, 5 menit lagi, 15 menit lagi, padahal mah masih jauuuh.

Tanjakannya hampir selesai!, udah ada sinar matahari!, pemandangannya juga udah kelihatan. “Bentar lagi, ayo!”.
Sampai akhirnya pepohonan makin kecil dan hutannya mulai habis. “sampe”, atau hampir sampe bisa dibilang. Sekarang aku udah nyampe di atas kawahnya, atau gimanapun jelasnya. Tanjakan lagi lho. Sekarang kanan kiriku bukan pohon, melainkan pemandangan kebawah, dikiriku ada tali dan disebelahnya lagi kawah gunung. Dikananku langsung jalan turun atau kalo diatas gunung pasti ada garis miring kebawahnya kan?, itu dia.
Jalannya berbatu, menanjak, pasti. Aku melihat dari sini kalo itu ada sebuah puncak, pas aku nyampe dipuncak  yang tadi aku lihat, ternyata ada puncak lagi. Ada turunan tanjakan lagi. Bu Yanti jadi semangat, jalannya jadi cepat didepan, Rifdah makin capek dibelakang, dan aku ditengahnya. Sepanjang jalan mengeliling kawah menuju tempat tertinggi itu, aku merefleksikan,

“Hidup itu nggak ada tempat yang paling tinggi, lihat aja tanjakani, habis tanjakan ada tanjakan lagi, ada lagi, ada lagi, dan kemudian ada langit. Hidup itu pasti habis susah gampang, kayak sehabis tanjakan ada turunan, tapi sehabis turunan ada tanjakan lagi. Jadi,, sebagai manusia jangan terlalu santai dan diam disatu tempat aja, ada banyak tanjakan dan turunan”.
Aku Betulan sampe dipuncak bareng temen-temen loh. Ada plang yang bertuliskan puncak gunung gede!,
“Hidup!, parah!, aku bisa nyampe!”