Pagi, hari senin, 11 februari 2014, aku masih duduk disofa menonton tv bukannya sekolah. Hari ini aku masuk sekolahnya sore, jam 4, soalnya kelas sl 7 kelas Aurum-Argentum mau pra Otfa. Tapi jam 12.00 siang aku sudah siap berangkat. Aku sudah janjian sama Aya, Dhika dan Muthi untuk kumpul terlebih dahulu di rumah Dhika untuk belanja bahan-bahan makanan kelompok. Untuk praotfa ini kelompokku itu sama muthi, kandi, Raihan, akbar, rian dan kautsar, ketua kelompoknya kautsar, kelompokku kelompok 2. Setelah mandi, aku berangkat, sekitar jam setengah 1. Aku udah ngabarin ke temen-temen kalo aku rada telat. Rumahnya dhika ada di komplek BBD, Ciganjur, Jaksel. Saat masih kecil, aku lumayan sering main kerumahnya. Aku diantar sama supir pribadiku naik mobil. Sampai di kompleknya sopirku lupa alamat rumahnya dhika, akupun juga gak nanya, dan aku gak bawa hp. Mobilku muter-muter aja dikomplek itu. Sampe sopirku nanya ke supirnya dhika alamat rumahnya. Tapiii akhirnya ketemu juga deh rumahnya..
Dari rumah dhika kita berangkat jam 4 kurang, nungguin dhika selesai mandi. Kumpul kelas yang sebenarnya ituu di cipedak jam 4. Sampe dicipedak kita langsung nurunin barang dan kumpul bareng temen temen yang lain. Ini kali pertamanya lhoo aku ke SAI cipedak sejak pindahan dari ciganjur. Kami kumpul di kantor, karena masih baru, jadi kantornya itu ngeres trus masih bau cat gitu. Setelah forum dibuka sama Bu Firda, kami disuruh sharing barang-barang kelompok, kayak bahan makanan, kompor, matras, bahan bakar dll. Setelah itu free sampe jam 6.
Maghrib, semuanya pada sholat, kecuali yang sedang berhalangan. Banyak juga lhoo anak perempuan yang sedang berhalangan, aku termasuk yang berhalangan. Kalo aku, yang lain lagi sholat, aku bersih-bersih ke kamar mandi. Sebenernya lagi dapat haid saat praOTFA ataupun OTFA adalah salah satu mimpi terburukku, karena kesannya itu pasti ribet gak nyaman dan berbagai hal lainnya yang tidak seharusnya. Tapi ini masih pra OTFA, masih ada tong sampah nanti, masih ‘fine’ lahhh, mudah-mudahan pas OTFA nggak deh. Setelah sholat kami makan malam, aku makan ayam D’besto yang tadi dibeli pas belanja, enak banget makannya, dari tadi aku kelaperan. Setelah kenyang, kami kumpul briefing buat besok dan kumpul PAK (Pembimbing Anak Kelompok), kelompokku PAKnya Pak Kemal, tapi Pak Kemal berhalangan, sementara kumpulnya bareng Pak Ikhwan. Sekitar jam 8.30 malam kami sudah harus tidur, yang perempuan tidurnya di ruang komputer, beralaskan karpet, beratapkan kipas angin.
Jam 3 pagi kebanyakan sudah bangun, tadi malam walaupun susah mencari posisi tidur yang enak di karpet, aku bisa tidur lumayan nyenyak hitungannya. Kami lalu packing terakhir, sebelum tas carier itu dimasukkin mobil. Semua barang seperti minum, snack, mukena, atau yang harus gampang diambil selama perjalanan dikeluarkan dari tas carier. Aku untungnya saat waktu packing sempet ganti pembalut. Setelah semua rapih, tas carier, tenda, sudah masuk mobil, kami jalan kaki ke jalan besar untuk naik tronton. Letak SAI cipedak rada kedalem dari jalan besar, tronton gak bisa masuk, jadi, kita deh yang harus jalan. Gelap-gelap pagi buta, kami jalan kaki. Setelah sampai di trontonnya, kami mencari tempat duduk, menurut pengalamanku naik tronton, yang enak itu duduk di paling ujung depan, supaya kena angin. Tapi aku dapetnya di kedua dari depan bagian kiri. Kami duduk menyamping, sebagaimana tempat duduk tronton. Yang paling ujung dari depan, atau samping kiriku itu muthi, samping kananku kandi, dan depanku athaya dan zahra. Paling gak suka kalo nunggu tronton jalan didalem tronton, soalnya panas. Tapi akhirnya perjalanan pun dimulai.
Nggak bisa dibilang sebagai perjalanan yang nyaman sihh, aku gak bisa tidur, gak ada senderan, kandi nyender mulu ke aku (berattt!?). Shubuh, kami berhenti di suatu masjid di Ciampea untuk sholat shubuh. Yang lagi gak sholat makan dulu trus jagain sepatu-sepatu yang lain. Makannya itu nasi goreng, dan menurut lidahku nasinya agak pedes lada, perutku kurang nafsu makan (bukan hal biasa buat aku yang gembul). Perjalanan dilanjutkan, kayaknya udah mulai nanjak nih, aku tidur, tidurnya gaaak enaaaak bangeeet. Pas bangun, pemandangan yang bisa kuintip sudah pepohonan dan rumah-rumah desa di kanan-kiri jalan. Aduuh, panas dehh, kayaknya enak banget muthi kena angin. Akhirnya aku tukeran sama athaya tempat duduknya, dan berusaha menikmati angin dan perjalanannya.
Kami sampe dilokasinya, tapi belum sampe dilokasinya. Maksudku, tronton kayaknya gak bisa masuk camping groundnya deh, apalagi jalur pendakiannya. Oh iya, kita udah nyampe di daerah gunung bunder, tempat praOTFA selama sehari berikutnya. Kita disini Cuma 2 hari satu malem. Kami turun dari tronton dan mengambil tas carier, lalu kami jalan ke lokasi camping groundnya membawa tas masing-masing. Baru jalan sebentar, aku udah kehabisan napas, mungkin karena jalannya sangat menanjak. Sampe di camping ground, kami streching atau pemanasan dan menunggu guidenya datang.
Trekking dimulai!!, kami bawa tas carier masing-masing yang lumayan berat. Jalanannya atau bisa dibilang jalannya batu-batu dan menanjak, cepet bikin ngos-ngosan. Aku berusaha mengatur napas dari awal perjalanan. Oh iya, tujuan trekking kami itu adalah ke Kawah Ratu, sekitar 4 km jalan kaki di gunung. Sharing aja nih, tujuannya praOTFA itu, yang jelas berlatih untuk OTFA, melatih fisik, Rohani dan juga leadership, sebagaimana konsep pendidikan Sekolah Alam Indonesia.
Jalan, jalan dan jalan. Jalannya gak berubah, tetep nanjak (ya iyalahhhh, namanya naik gunung, naik dulu baru turun). Napasku makin ngos nosan, tapi aku berusaha untuk tetep menjaga mental semangatku, caranya dengan, berdzikir, al matsurat sampai membuat irama dalam hati. Yang capek bukan aku aja yaa.. pada capek lhoo, padahal dari tanda km yang ada digunung, ini blm satu kilometer (?!?!). tapi gak kerasa lho, meninggalkan anggota kelompokku dan sebagian besar yang lain, aku sama muthi jadi yang terdepan! Setelah pemandunya.
Naik gunung itukan pasti harus jalan, dan jalannya rada ngengkang-ngengkang gitu kan, menghindari segala rintangan. Hari ini aku pake celana training, tapi celana trainingnya udah bolong, trus udah dijahit-jahit gituu. Nah, celanaku pada suatu waktu saat trekking, robekkkk!, bawahnya lagi jadi bisa kelihatan celana dalemnya(maap). Aduuuuh ada ada aja sihhh. Tapi sampai di peristirahatan pertama, yaitu satu km dari jalur awal pendakian, aku doble celana deh pake celana jas hujan. Masih alhamdulillah…. penderitaannya gak berlanjut hehehe.
Laanjuuttttt. Trekking jalan teruss, dan jalannya makin bermacam rupa, kami harus melawati jembatan, atau bisa dibilang kayu doang diatas sungai. Kami harus basah-basahan melewati sungai-sungai kecil, gak bisa deh kalo sepatunya gak basah. Truuus yg terburuk ialah lumpur, tapi lumpurnya lumpur hidup (bisa dibilang begitu), kalo diinjek pasti tenggelem dilumpurnya dalemm.
Aku sepertinya sudah gak fokus saat jalannya. Pas ngelewatin suatu sungai aku jatoh, tapi untungnya gak ada yang ngetawain tuh, udah pada capek. Pas aku jatoh jaraknya mungkin tinggal 2 km lagi ke kawah ratu. Barisan trekking udah ngaco deh, yang didepan bikin kelompok sendiri, yang ditengah bikin kelompok sendiri, yang dibelakang bikin kelompok sendiri, dan satu kelas ini tuh udah kepisah-pisah jalannya.
Sammpeee, peristirahatan ke 2. Padahal sih sebelumnya sering berhenti juga buat istirahat, tapi ini yang diitung resminyaa.. (?). kalo tadi peristirahannya ditempat yang agak lapang ditempat yang kena sinar matahari, kalo sekarang kita istirahatnya ditempat yang dialuni suara-suara harmoni gemericik air sungai dikanan-kiri tempat kami istirahat. Banyak anak laki-laki yang bermain air di sungai.
Lagi, lannjuuut!. Peristirahatan ini adalah tempat mata air terakhir sebelum kawah ratu, dan kita harus bergegas sudah tengah hari. Jalan trekking selanjutnya lebih banyaaaak banget lumpurnyaa, truss kecampur lumpur belerang warna putih. Sepatuku warnanya gak karuan deh. Makin dekat, aromanya semakin kuat, aroma telur busuk, disertai dengan pohon-pohon mati kering dan beberapa trek berbatu yang hampir membuatku jatoh. Tanda-tanda pemandangan sungai belerang sudah terlihat. Jalannya menanjak curam, kemudian turunan curam. Sammpe?, ada suatu sungai belerang yang menjadi titik hampir sampe, disana ada peringatan-peringatan, dan kursi kayu. Tapi masih jalan lagi lhooo, *pengingat kami jalannya bawa tas carier ya… 6-10 kg. Jalan kedepan, masih nanjak, masih nurun, masih ada banyak baget lumpur belerang. Sampe hampir disuatu titik setelah lumpur belerang yang pekat dan seperti lumpur hidup, setelah tanjakan yang berbatu, kami sampe diatas kawah ratu. Dapat dilihat pemandangan kawah ratu yang bergejolak. Sangat mengaggumkan.
Tau nggak kenapa ini lebih mengaggumkan daripada kawah-kawah yang pernah aku lihat??, gak kayak melihat kawah di tangkuban parahu atau kawah putih, melihat kawah ratu ini butuh perjuangan, perjuangan yang kita peroleh sendiri, gak kayak tinggal naik mobil ngennnng~, nyampe -_-.
Kami, para gerombolan depan sudah sampai di kawah ratu, dan sekarang menunggu teman-teman yang lain. Ada yang kena pacet!, mabelle kena pacet, mungkin pas dari dihutan. Sambil menunggu ada yang istirahat meluruskan kaki sambil duduk diatas permukaan dari bebatuan yang bau belerang, ada yang foto-foto, ada yang makan snack. Si Akbar, anggota kelompokku, snacknya hilang, trus malah minta ke aku, orang yang snacknya hilang dia, Derita Lo lahhh. Kami menunggu teman-teman yang lain, 5, 10, 15, 20 menit, kira-kira perasaan ku udah lama banget kita duduk diatas batu-batu ini nunggu mereka, mana panas lagi, pas itu udah sekitar jam 1 siang lebih. Temen-temen gerombolan belakang (maap) baru sedikit yang muncul, dan mereka gak bawa tas carierrr!. Kayaknya yang lain pada istirahatnya di sungai belerang yang ada tanda peringatan sama tempat duduk kayunya dehh. Semuanya pada kesel nunggu, termasuk aku, tapi aku udah terlalu capek untuk marah seperti yang lain.
Karena udah terlalu lama panas-panasan akhirnya guru yang ada membolehkan kami perjalanan turun gunung. Setelah turun sedikit dari tempat kami nunggu, ada anak-anak cewek GemBel (gerombolan belakang) malah foto-foto sama pake belerang di muka, ihhhh nyebelin banget sihhh. Trus kayaknya kaki Aby keselo di lumpur belerang itu gara-gara jatoh, aku sempet ngeliat dia dipakein tongkat. Tapi aku dan kelompok depan lanjutt, sampe di tempat yang sungai-sungai itu kami disuruh nunggu lagi. Sekarang udah ngumpul semua anak dan guru yang ikut PraOtfa. Perkelompok mulai perjalanan turun gunung, aku berusaha menjadi yang terdepan dan terdepan. Setelah melewati jalan yang penuh teror lagi, akhirnya Sampai di peristirahatan ke 2. Aku yang minumnya habispun mengisi minum dari sungai yang bersih nan jernih.
Perjalanan turun gunung, aku kepisah dari kelompok paling depan yang ada pemandunya, sekarang ditengah hutan kami Cuma berempat, aku, muthi, aya dan azzura, untungnya ketemu luthfi jadi berlima. Kami berjalan dari peristirahatan ke 2 sampe peristirahatan pertama sekitar 3 km ituuu, Cuma berlima, ditengah-tengah alam ini. Tapi alhamdulillah kami masih dilindungi. Aku sempet BAK di hutan, habiss udah kebelet.
Akhir perjalanan,sekarang dibelakang kita jadi banyak temen-temen yang lain, sejak dari tempat peristirahatan. Jeda waktu istirahat memungkinkan untuk gerombolan yang dibelakang untu menyusul. Sekarang akhir perjalanan juga, jalan yang tadi pas berangkat aku lewatin sekarang udah jadi lebih hancur. Kaki ku hampir dibatas maksimalnya, setelah hampir 6 jam naik-turun. Ditengah-tengah kecapean,tanah laterit dan turunan yang licin, aku sempet terpeleset beberapa kali, tapi aku selalu berusaha, iya kan? Yang terpenting, berusaha!.
Sampeeee!, setelah sampai kami, perkelompok harus bikin makan siang (itu udah jam 3 buuu! Makan siang?). nah problemnya itu, yang bawa kompor gasnya masih blom nyampe….!, tapi gak apa-apa deh pake parafin aja juga bisa. Menu makan pertamanya adalah: nasi, telor kornet, tambah bon cabe mungkin. Yang masak anak perempuan, yang cowok bangun tenda. Yang cowok susahhh bangeet! Disuruh nyuci piring sama nestingnya… pas masak tim outbond kebanyakan terakhir, soalnya nanduin aby, aby kakinyakan sakit jadinya selama perjalanan turun gunung ditandu, pasti sulit.
Setelah makan, rapih-rapih tenda, dan ISHOMA, istirahat, sholat, makan (kan udahhh!). tapi sekarang kita harus bersih-bersih, trus kalo yang lagi sholat sholat ashar di jama’ dzuhur dulu, soalnya udah azan tuh. Pas semuanya lagi sholat, aku mandi, walaupun kamar mandinya begitu, tapi masih alhamdulillah masih ada kamar mandi, nanti pas OTFA ga ada kan?.
Setelah ISHOMA, kami masak makan malem, tapi yang makan Cuma anak cowok, yang anak cewek termasuk aku masih kenyang. Menunya: nasi, sosis. Trus pas mau masak sosis kan plastik di sosisnyakan harus dibuang, pas ngebukainnya, sosisnya pada jatohan kena tanah. Tapi higienis kok (?), habis jatoh, di cuci pake air minum, trus dimasak pake nesting, parafin sama mentega. Akbar yang masak, jadinya ada yang gosong-gosong gitu. Pas ini, M Raihan lagi sakit.
Jam 6, maghrib. Pada sholat maghribnya pake matras, trus matrasku dipake akbar!. Pas pada sholat maghrib, aku ditenda sama yang lagi gak sholat juga, trus aku sambil duduk ditenda trus masih harum sabun bekas tadi mandi. Rasanya ini titik di hari ini, dimana aku paling nyaman.
Setelah sholat, dzikir, ada refleksi kegiatan. Sedikit dingin-dinginan, kelompokku refleksinya sama Pak Bucho.
Malam itu aku tidur pake, jaket, sleeping bag, kaos kaki, salon pas, sama balluran minyak kayu putih di kakiku yang sakit bekas tadi trekking. Tapi herannya, mungkin karena capek, aku lumayan pules tidurnya.
Tiba-tiba bangun tidur gelap banget, bingung, ini dimana ya’?, dirumah?, gak deng, masihh ditenda?. Aku terus mencari senterku, disusul dengan bangunnya muthi, kandi, suara-suara guru yang lain, dan aya.
Habis bangun, trus sholat sama sedikit briefing kami harus siap-siap masak. Guru-guru pembimbing anak kelompoknya kebanyakan guru baru, trus berisik, nyari senter laaah, ngelipet sleeping bag laaaah, dan sebagainya.
Pas masak pagi, menunya: nasi, sarden, kornet sama sedikit abon. Pas masak hujannnnnn! Byuuur!, pas masih gerimis untungnnya diatas kompor udah diatepin plastik sampah, soalnya hujannya deres banget. Tenda kita banjir, sedikit-sedikit, banyak, barang-barang rada basah. Buru-buru masukin tenda barang yang mau diselamatkan pas masak. Tapi tooooh, akhirnya bisa makan juga. Nasi sama sardennya sisa banyak, trus dikasih ke kelompoknya adel, yang muka-mukanya pada kelaperan nungguin masakan.
Karena kondisi, rencana awal streching, ga jadiiiiiii! Ya! Karena kondisi juga, rencana awal jalan kaki ke curug, ga jadiiii! Ya!
Habis masak, packing deh. Kelompokku yang cewek pertama rapih, yang cowok, hampir terakhir. Bawa turun tas carier kebawah, ke tronton. Pada pake sendal jepit lho!, hati-hati jalan licin b g t.
Sekitar jam 8, kami berbaris, foto-foto dan penutupan. Penutupan barang-barang yang ketinggalan jugaaa, aku takut banget kalo ada barangku, tapi untungnya gak ada, malahan ada plasit tenda guru!. Malu banget tuh gurunya disorakin murid-muridnya!
Di Tronton aku duduknya diujung lho! Kena angin, seru banget. Tapi selama di tronton celanaku basah, jadi duduknya gak nyaman geser-geser mulu (maap ya! Yang disebelahku). Trus duduknya kesempitan lagi, kan soalnya turun gunung, jadi mobilnya miring ke depan, akunya ke gencet deh
He he he, aku jadi minta-minta makanan mulu nih ke kelompoknya Afi, habis baru laper sih.. snack makanannya juga enak-enak.
Selama perjalanan aku gak banyak ngomong dan ngobrol, aku merhatiin jalan aja, merhatiin bayangan, roda mobil, garis jalan, angin dan segala hal detail lainnya.
Dari tol lingkar luar bogor, tol dalkot, sampe keluar tol. Sekarang dah nyampe cilandak! Sekitar jam 2 an.
Sampe di cipedak!! Kami turun dan jalan kaki sebentara. Kemudian, kami disuguhkan soto ayam yang lumayan banyak porsinya. Aku takut banget gak dijemput…. tapi setelah nelpon dan beberapa menit menunggu, akhirnya dijemput. Aku ngambil tasku dan tentengan, lalu menuju mobil, dan pulang!
Eh, nyampe rumah aku baru sadar kalo tempat minumku ketinggalan, gak ketinggalan di gunung bunder, tapi ketinggalannya di SAI cipedak. Tapi aku capek banget-banget-an,
“such an advanture”, aku gak peduli deh sama tempat minum itu.
-6.618889
106.991944