NtB – 2

Day-4
Penginapan kami selama di Sumbawa besar menurut standar SAI, adalah penginapan yang bagus banggettttt, semacam hotel melati gitu. Pertama, karena ada kamarnya, (biasanya sihhh satu ruangan rame-rame). Kedua per kamar itu cuma 5 orang. Ketiga, ada kasurnya, (biasanya sihhh pake sleeping bag atau Cuma beralaskan karpet). Dan yang keempat, ada Air Conditionernyaaa!.

Hari ini kegiatannya akan banyak dan melelahkan. Kami makan pagi dengan nasi goreng, dan memulai perjalanan dengan bis yang sama yang kita pake dari Bima ke Dompu ke Sumbawa. Tujuan kami, Desa Moyo hilir, atau tepatnya lagi SMPN moyo Hilir (lupa nama sekolahnyaa). Kami akan melakukan bakti kesehatan. Gak lama setelah pantat duduk di bis, harus bangun lagi, dahhh sampeee. Kami disambut dengan baik, anak SD berbaju merah dan anak SMP yang pake baju OSIS berbaris memanjang didepan gerbang sekolah. Aku rada freak gitu lah, dan kayaknya temen-temen juga, emmm sekolah dengan ruangan dan bangku dan seragam, asing banget buat kita, ditambah lagi ada orang baru seumuran kita. Tapi mereka niat banget loh, hari ini 11 mei 2014, Sabtu, kan sebenernya mereka libur. Kegiatan pertama bakti sosial itu senam, 2 anak SD memimpin senam dengan serius didepan lapangan diikuti dengan anak-anak SD lain yang serius, Anak-anak SMP Moyo yang keliatannya gak familiar dengan gerakan senam anak SD, dan Anak-Anak SAI yang sibuk pake sunblock ataupun yang gerakannya ancurr.

Kita diberi tatangan dari guru, berkenalan dengan teman baru, okeey?. Rada canggung gitu, kami memberanikan diri mengobrol bertukar nama dan no telfon, sambil mengistirahatkan badan yang keringetan abis senam. Aku dan beberapa anak SAI cewek bersama teman-teman dari SMPN Moyo, berkeliling sekolah SMPN Moyo. Sekolah merekaaaa, bisa dibilang gak sebagus sekolah-sekolah di jakarta, ada dinding yang penuh coretan ataupun rusak. Tapi sekolah mereka punya sesuatu yang gak ada di sekolah-sekolah di jakarta, Tanah, yup lapangan yang luass dan masih berupa rumput dan tanah untuk bermain, coba seberapa banyak sekolah di jakarta yang punya kayak gitu?. Kegiatan bakti kesehatan kami dilanjutkan, ada penyuluhan kesehatan tentang gigi, kuis, doorprize, dan pembagian vitamin, oh iya! Foto-foto. Di SMP moyo aku kan mau ngeledekkin dhika sama anak cowok yang disana, masa ujungnya aku yang diledekkin, sama anak cewek sana lagii, hii~. Ternyata diseluruh proses, seru juga sih.
Setelah itu kami menuju desa sentra tenun, Desa Samri. Menuju kesananya lumayan sulit, bis besar gak bisa masuk, jadi kami harus ganti ke 2 kendaraan mobil elf (?) sama bis yang lebih kecil. Jalanannya rusak dan gersang, desanya masih tradisional dan kayu. Kami melihat langsung proses pembuatan tenun songket oleh ibu-ibu setempat. Kami bertanya untuk mengisi workbook, tapi pas nanya harga…. gak deh, untuk kain tenun songket sekitar 2×1 meter? 1-1,5 million rupiahs. Ok, done, lanjut ke Desa Penyaring, masih kecamatan Moyo hilir. Disana kami melihat proses pembuatan permen susu kerbau dan kuda, dan juga belanjaa. Aku sih belinya gak banyak, Cuma rp.15.ooo yang dikeluarkan dari dompet untuk membeli 10 permen yang dibungkus seperti tinting. Tapi rasa permennya enak!. Mulai Sumbawalah, dimana aku mulai mengeluarkan uang…

Aku capek, aku ketiduran di bis. Jam 2-an kami sudah sampai di Istana Dalam Loka, a piece of islamic history in Sumbawa. Kami sholat di masjid nurul huda yang masih satu komplek dengan istana loka, lalu makan siang dengan nasi kotak yang lauknya pedess, dan krisis air minum, habiss panas banget si. A piece of islamic history in Sumbawa, aku gak pernah suka sejarah lebih tepatnya pelajaran IPS, sampe aku nonton documentry history film di BBC atau Natgeo. Jadi sebenernya yang gak aku suka itu adalah bagaimana kami diajarkan sejarah, menghafal, baca, menghafal, kami tidak diajarkan bagaimana cara menerapkan pelajaran sejarah di kehidupan nyata.

Kami mengeksplorasi Istana dalam Loka, Istana yang semuanya dari kayu, Istana yang dibangun dengan makna-makna islam, Istana yang pernah hancur, dan istana yang menjadi saksi hidup hancurnya kebanggaan generasi muda atas sejarah dan tradisi Indonesia. Kami dijelaskan tentang segala macam perkembangan kesultanan di Sumbawa, dan kami juga mengeksplorasi setiap jengkal dan tangga istana. Kami lalu berfoto didepan gerbang istana dan juga diatas huruf-huruf raksasa bertuliskan Istana Dalam Loka sambil menunggu jam istirahat habis. Cheseee!, huh foto-foto ditengah terik siang menjelang sore, ditambah kegiatan yang padat, kayaknya tubuhku kecapek’an deh, aku mimisan.

Tapi masih ada satu destinasi lagi sore ini, Desa Pamulung, bukan pemulung yaaa. Di Desa pamulung kami disambut dengan rebana rapik atau tarian tradisional sumbawa, dan juga berbagai macam kebudayaan lainnya. Nih ya aku aku kasih tau, ada demonstrasi pernikahan adat, permainan dan mainan-mainan tradisional, tenun sumbawa (tapi yang ini lbih murahhh), tarian-tarian, dan yang terakhir dan yang menjadi big shownya itu karapan kerbau. Kami juga dijelaskan oleh seorang guide yang bahasa inggrisnya keren, nggak bagus aksennya ataupun vocabnya, tapi percaya dirinya top . Penuh lumpur, tapi menonton karapan kerbau seruu!. Aku baru pertama kali liat kebudayaan-kebudayaan kayak gini secara langsung, dan ternyata yang pengen liat kayak gini tuh banyak apalagi yang dari manca negara. Aku sebenernya seneng bisa ngeliat kebudayaan Indonesia secara langsung, dan merasa bahwa ini masih dilestarikan, mudah-mudahan iya ya?, mudah-mudahan emang masih lestari dan bukan cuma buat pariwisata.

Pas diakhir acara, hujan turun dengan derasnya. Dan kami menuju bus, berusaha untuk tidak menginjak tai binatang yang banyak dijalanan. Kami sampai ndipenginapan jam 7 malam. Setelah Istirahat, Sholat dan Makan, kami briefing. Briefing atau evaluasinya supeer lama, capek pakkk…
Jam 9.30 malam, tidur.

Day-5
Pagi ini packing, dan siap-siap. Jam 5.30 pagi sarapan, dan langsung naik ke bis yang masih sama dengan kemarin dan melanjutkan petualangan kami menyebrang pulau ke Lombok. Jalannya berliku, tapi aku memaksakan untuk tidak minum antimo yang diberikan ke setiap anak sama Bu Yanti, soalnya aku gak mau tidur. Jam 9 an, kita udah nyampe di pelabuhan Pototano di bagian paling timur Sumbawa.

Aku pake sunblock dulu supaya gak iteemm, terus kami pun turun dari bis yang parkir dibagian bawah kapal feri berukuran kecil itu, dan duduk dibagian tempat duduk kapalnya (?). Agak menunggu sebelum kapal berangkat, dan suasana semakin ramai. Ada sedikit ketidaknyamanan pasti dilingkungan yang banyak orang, apalagi orangnya macem-macem, ada yang ngerokok, ngerebut tempat duduk, jualan, dan segala macam kegiatan lainnya.

Perlahan-lahan kapal mulai bergerak menjauh dari dermaga, matahari yang bersinar terik menyinari selat antara lombok dan sumbawa itu. Perjalanan naik kapal ferinya sekitar 1-1,5 jam-an, dan selama waktu itu aku gak bisa Cuma duduk doang. Pertamanya aku nulis diary, tapi kepalaku pusing, jadi aku mutusin untuk jalan-jalan keliling kapal sambil foto-foto bareng temen-temen yang lain. Aku juga sempet naik kebagian yang paling atas kapalnya lohh, tangganya curam banget, tapi seru ngerasain angin laut sama liat pemandangannya. Selama dikapal kita juga dikasih snack, dan salah satu snacknya, cheese stick, aku suka bangeeetts.

Tengah hari, 11.30, kami mendarat di Pelabuhan Kayangan, pelabuhan di sisi barat pulau Cabe ini (baca: Lombok). Kami melanjutkan dengan perjalanan darat, dengan tujuan?, Kota Mataram. Katanya.. Lombok itu kota 1000 masjid, emang banyak sih masjid, tapi banyak juga yang lagi di tahap pembangunan atau renovasi, jadi maklum dikit lah kalo di masjid yang kita singgahi ada debu-debu gituu. Satu masjid yang kita sempet singgahi itu lagi di renov, dan kita (yang cewek) bulak-balik nyari tempat whudunyaa. Soalnya kita gak yakin sama tempat whudu yang kita tadi liat, ada orang mandi sambil nyuci baju, dan lantainya selicin rinso tambah lumut, wow deh.

Kami makan siang dengan nasi kotak (lagi), tapi lucunya air mineral gelasnya itu selalu beda perdaerah. Contohnya di Lombok, nama air mineral gelasnya air Nermada, di Bima Lam-lam, dan di Sumbawa beda lagi.
Setelah itu perjalanan kami dilanjutkan, tapi pemandangannya jauh berbeda dengan pas di Sumbawa, disini lebih banyak rumah-rumah dan kehidupan. Aku ketiduran, bangun-bangun bis kami sudah di tempat wisata air mineral, ups!, maksudku taman wisata Nermada, baca akhirnya ‘de’ yaaa. Nermada itu lebih kayak peninggalan raja hindu, dari bangunannya, dan juga ternyata disana ada mata air suci bagi penganut hindu namanya Narmada!. Oh iya, disini selain dapet ilmu tentang sejarah lombok, kita juga dapet belanjanyaaa!. Disini kain tenun harganya beda lagi sama yang di sumba, tapi aku beli bros mutiara air tawarnya aja dehh..
Nah abis inilah kita baru ke Kota Mataram, tempat penginapan kami. Nyampe sana jam 5 sore, dan aku capekk. Terus kita kayak rada freak gitu deh liat keadaan penginapannya, berdebu, kayu ranjanya dan patah-patah, dan gak nyaman ajaaa. Dari tulisan yang ada di setiap kamarnya sih, ini kayak wisma yang suka dipake pramuka-pramuka gituu. Tapi, ok?, istirahat dulu deh.

Eh juga, malemnya itu ada kelompok peminatan, yang buat musik, gambar, film, ataupun buku. Jadi gak bisa istirahat, ditambah lagi nonton tv kecil jaman entah yang ada disetiap kamar sampe jam 10, dengan acara sinetronnya (cth: ganteng-ganteng serigala -_-)

Leave a comment