NtB – 3

Day-6
Kami sholat shubuh, makan pagi, dan rapih-rapih untuk snorkling. Sekitar jam setengah 8, kami jalan kaki ke Museum Negri NTB yang jaraknya lumayan deket. Kami mendalami tentang NTB, cukup menarik. Jam setengah 9 kami sudah melanjutkan perjalanan lagi menuju gili naggu. Perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam dan jalannya sebagian sedang dibetulkan.

Kami sampai dipelabuhannya dan setelah memakai pelampung kami menaiki kapal. Karaketeristik laut lombok adalah karangnya yang dekat pantai, jadi kami snorklingnya dari pulau berenang ke tengah. Foto-foto, main pasir, dan lalu bernang!. Seneng banget soalnya banyak ikan gede-gede, lebih gede daripada yang pernah ku liat di pulau seribu. Terus aku, Dinda, dan Zahra nyebrang ke kerambah yang jaraknya agak jauh dari pantai. Kami berenang kesana, pemandangan karang-karang menjauh berubah menjadi jurang dan akhirnya laut dalam biru tua. Ikan-ikan kecil yang berlindung dibawah kerambah tersebut berhamburan lari saat kita mendekat. Kami bertiga dan beberapa anak cowok berfoto diatas kerambah kemudian loncat kelaut!. Aku berharap ini bisa selamanya.
Ada beberapa anak yang gak snorkling, ada beberapa yang kecewa karena ini bukan gili nangu yang terkenal termasuk aku, tapi apapun lah kita udah disini. Setelah puas, kami makan siang dan mandi. Jam 4 sore kami sudah menuju bis mengarah ke penginapan.

Katanya.. malam ini kita bakalan wisata kuliner, tapi gimana sih standar jalan-jalannya anak sekolah alam?. Yup! Dipinggir jalan, kota mataran, kaki lima. Menunya: ayam taliwang, pecel, dan sambel. Sambil dikelilingi tukang jualan oleh-oleh, kami berempat puluh makan dengan lahap sambil dibarengi berebutan sirup dingin.
Tukang-tukang jualan itu bvahkan ada di penginapan kami. Kupikir aku agak teralihkan dengan itu saat temen-temen menelfon orang tua masing-masing. Aku nggak dapet momen harunya atau kangennya(mungkin kangen iya, tapi gak sampe nangis). Sudah 6 hari jauh dari rumah.

Hari ke-7
Hari ini kami melakukan bakti pendidikan di SDIT Anak Sholeh, Lombok. Kami disambut ramah oleh anak-anak murid dan guru disana. Bahkan sampe ada yang minta nomor telephon anak cowok (?).
Desa Sade adalah desa tradisional yang lebih mirip dibuat-buat supaya dapat penghasilan dari pariwisata. Dan saat hampir tengah hari, kita sedang belajar disana. Cara hidup mereka, adat perkawinan, pakaian tradisional, ah.. aku berharap jadi presenter NatGeo. Setelah belajar, belanja!. Kain, gantungan kunci, gelang, macam-macam.
Kami kembali ke kota dan mampir ke toko oleh-oleh untuk membeli oleh-oleh (lagi). Yang khas adalah dodol rumput laut.

Kata orang belum ke lombok kalau belum ke senggigi, jadi sekarang kita kesana. Ini bukan pertama kalinya aku kesini, tapi mungkin pertama kali dan terakhirnya aku kesini dengan temen-temen SAI 10. Jalan menuju senggigi adalh kesukaan ku, naik-turun bukit dengan pemandangan laut. Matahari sudah mulai oranye. Bis kami menepi.
Briefing sore ini yang juga menjadi refleksi perjalanan kami lakukan diatas bukit bersama para monyet dengan pemandanga laut senggigi yang oranye karena matahari tenggelam. Kami gak kelautnya (asamm -_-).
Gelap, saat perjalanan kembali ke penginapan. Aku membicarakan hal yang sudah kulupakan saat aku mengetik ini, yang sepertinya penting karena aku hampir nangis dengan dhika. Tapi kanyaknya cuma sebentar, karena aku terus ikut berebutan wafer merek oiishi.

Malamnya tidur dipenginapan yang sama seperti kemarin, dengan kasur yang sama, dan ketidaknyamanan yang sama.

Hari ke-8
Pulang! Adalah pikiranku sepanjang pagi ini dari bangun sampai masuk bis. Setelah semua rapih dan packing, kami semua meninggalkan wisma melati itu. Semuanya dah siap pake baju ijo-ijo, ready Menuju bandara international lombok! Yeay!.

Saat check-in dan masukin barang itu rada ribet yah. Kami makan pagi dengan ngedeprok dibandara yang dilanjutkan dengan liat-liat buku di toko book & beyond tapi gak beli (gak modal).

Finally~ boarding. Jam 9.00, kami naik bis bandara.

1 jam dilangit, menonton film, makan pagi (lagi).

Mendarat! Hey Soekarno-Hatta!

Rawa Kopi… hujan deres. Foto, pulang.

Wow, done it.

Leave a comment